Airmata.
Panas terasa air mata ini mengalir dipipiku.
Pedih terasa air mata ini dimataku.
Tak bisa aku tahan air mata ini.
Begitu jelas bayangmu,
semakin ku pejamkan mata,
semakin jelas wajahmu ku lihat.
Semakin aku mencoba melupakan,
semakin deras air mata mengalir.
Bukan hitungan jam atau hari yang kita lalui bersama
tapi, bulan yang merajut tahun kita telah lewati.
Begitu banyak yang kita telah lalui.
Tawa kita bersama, tangis kita berdua.
Terik matahari, percikan hujan kita pernah lalui bersama.
Tawamu,
candamu,
manjamu,
suaramu
aku rindu.
Semenjak terucap kata itu.
Aku tak tahu bagaimana kabarmu.
Aku tak tahu keadaanmu.
Aku tak tahu.
Masih jelas bayangmu dibenakku.
Masih jelas wajahmu dimataku.
Masih bisa aku rasakan sentuhanmu.
Masih bisa aku dengar suaramu.
Matamu.
Hidungmu.
keraskepalamu.
Aku masih bisa melihat dan merasakannya.
Tidak sebentar waktu yang kita lalui.
Aku benar-benar berharap kata yang terucap itu membawa kebaikan untuk kita.
Aku benar-benar berhara kata yang terucap itu menunjukkan jalan kita sesungguhnya.
beruntung sekali yang jadi “mu” itu 🙂
jangan bilang gitu ukhty 😦
DALAMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
bangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet, hehehee
tenggelam ya?
hu uhhhhh…
perlu pertolongan?
iyaaaaaaaaaaaa…….
sabar ya ukhty.. saya mau makan dulu…
sumpah,,, aku langsung teringat dengan seseorang saat membaca tulisan ini…
waaaduh… sorry gan kl buat sedih….. btw siapa tu?
pacar di masa SMA. tapi skarang entah dimana dan bagaiamna di skarang. ^_^.
waaaaah…. i am sorry to hear that..
smoga kita semua dapat yang terbaik mas….