Guyon Kembange Gelut “bercanda bunganya berkelahi”, kalimat ini sering sekali diucapkan bapak saya ketika saya kecil, terutama ketika saya sedang bercanda dengan adek saya dan terbahak-bahak (eh ternyata saya pernah akrab juga dengan adek :P) kalau Bapak lewat maka beliau Pasti bilang itu “guyon kembange gelut loh”. huufff kangen masa-masa itu, masa kecil.
Entah kenapa selama ini saya belum pernah mendengan kata guyon kembange gelut selain dari Bapak saya, kalau kata-kata yang semakana saya sering dengar. Saya gak tau entah itu kata-kata yang Bapak saya rangkai sendiri atau kata-kata itu memang sudah ada dari dulu atau karena saya saking gak gaulnya sampai gak tau itu. (dari teman-teman Blogger ada yang pernah dengar? tepatnya Blogger yang Jawa).
Memang bercanda itu menyenangkan dan mengasikkan. tapi tidak jarang saking senangnya bercada terkadang kelewatan. Contohnya saya sendiri (wah, buka aib sendiri nih :P) Terkadang saya sering bercanda kelewatan. Dan sampai membuat jengkel teman yang di bercandain. Yang suka bercanda pasti tau rasanya kalau kita ganggu teman kita dan dia terganggu itu rasanya gimana hehehee.
tapi walau saya suka guyon dan kadang kelewatan, saya tetap setuju dengan kata bapak saya “Guyon Kembange Gelut”, ya karena sudah merasa dekat dengan teman maka bercandanya terkadang dengan perkara yang berbahaya (kan gak lucu kalau di gelitikin pakai golok atau di sisir pakai gergaji) dan ketika itu terjadi yang ada sakit hati, nah ketika hati sudah sakit dan gak bisa di ajak kompromi lagi, maka akan memicu terjadinya perkelahian. ya minimal-minimalnya akan saling mendiamkan satu sama lain (satru :jawa) dan rasanya pasti gak enak banget.
Memang lidah itu tak bertulang tapi sekali lidah bergoyang, banyak perkara yang bisa diitimbulkan. Satu kalimat saja bisa menghilangkan banyak nyawa. loh kok bisa? ya bisa contohnya “nyalakan obat nyamuknya” hehee 😛
Dan memang menjaga lidah ini tidak mudah, tapi tidak mudah bukan berati tidak bisa.
So, ayo bercanda tapi pakai batasa (nasehati diri sendiri nih).
Dan satu lagi yang benar-benar tidak terpuji bila disebut dalam bercanda, nama orang tua.
Saya pernah dengar pembahasan pengajian (emang pernah ikut?) bahwa Rosululloh SAW melarang kita menjelekkan orang tua kita. emang ada yang jelekkan orang tuanya? ada, salah satunya dengan menjelekkan nama orang tua orang lain maka orang itu akan membalas dengan menjelekkan orang tua kita, dan itu sama dengan kita menjelekkan orang tua kita sendiri.
Bercanda gak dilarang tapi jangan terlalu, lihat-lihat juga yang diajak bercanda, pemarah apa gak. dan ingat kata bapak saya Guyon Kembange Gelut.
wah bahaya, kalau ketemu saya bisa lempar2an mie nih 😀
Wah, seru itu kang….
saya lemparnya pakai tahu.. hehe 😛
Betul, kalau bercanda jangan kelewatan, kecuali lawan bicaranya juga kelewatan 😛
heheeee…
ngomong sambil megang panci ya Mbak.. 😛
kalo di surabaya dulu dibilangnya:
“guyon ojo nemen-nemen ngko nangis”
mirip kan mas ya. hehehe.
Sama mas..
Sama makna…
terima kasih Mas Dani…
bercanda..suka
berlebihan..jadi duka
kembali berbaik..bercanda lagi…
ehh gaduh lagi..hahaha 😀
itulah anak2…belajar mereka kan dari pengalaman…kita semua sama…
*candaan orang dewasa…bagaimana pula ckk?
kenangan zaman kanak2 memang luarbiasa dirindui…
~ KeY
iya Na, selalu membuat rindu masa kecil..
ooooooooooooooooooooo…………….
Aaaaaaaaaaaaa……………………..