Sudah ku terima hadiah buku darimu, hadiah buku memang selalu istimewa. Ini benar-benar buku inspirasi yang sangat bagus. Bacaanku terhenti di halaman 124. Terselip amplop putih yang membuatku tersentak kaget. Surat apa ini ? Surat cinta kah ? Tidak mungkin, kita hanya teman, ya hanya sebatas teman yang saling menguatkan, tepatnya dirimu yang menguatkanku menjalani hari-hariku. Hanya 10 baris saja isi tulisan dalam amplop itu. Tapi 10 baris itu cukup untuk membantuku menahan air mata dan menjadi penguat langkahku.
Sungguh masa seragam abu-abu yang penuh cerita.
Putra, kakak kelas yang aku kagumi. Bukan karena wajahnya, karena dari segi wajah dia biasa saja. Kepribadian dan kesopanannyalah yang membuatku jatuh hati pada putra semata wayang pensiunan yang di segani ini. Kapten bhirawa orang mengelukan ayahnya.
Kok bengong Dik ? “tanya suamiku”
Oh, gak kok Mas. “jawabku kaget”
Mas, Pean masih ingat dulu pernah menyelipkan surat kecil didalam buku yang pernah Mas kasih ke Adik ?
Suamiku tersenyum dan kemudian menjawab “yang adik maksud surat beramplop kucel di halaman 124 itu ? Bahkan kata-katanya Mas masih ingat sampai sekarang Dik”. Percakapan masa lalu pun terus mengalir membuat perjalanan Jombang – Surabaya terasa sekejap saja.
Cerita ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest: Senandung Cinta .
seneng yaaa kalau punya pasangan yang sama2 suka baca dan tulis ^^
salam manis
argalitha.blogspot.com
Banget Mbak… Eh
terimakasih Mbak Arga..
Kalo jodoh emang nggak bakal kemana.. 😀
Good Luck yah 😀 salam kenal balik ^_^
huwaaaa…co cwiiiiit, aku pernah jg dapet surat semacam itu yg terselip di buku, lucu bgt rasanya hahahaha *ealah kok curcol* qiqiqiqi
Sukses ngontesnya mas. Saya malah belum dapet ide 🙂
kan masih 3 hari lg Mbak 🙂
romantisnya rek… sukses kontesnya..
Salam Blogger,
Senandung Cinta Bidadari Kecil
Terima kasih PakLek Aris..
punya bapak ceritanya juga mantab..
so sweet.. moga menang kontesnya mas.
terima kasih Mas Ilham 🙂