Piring enteng “piring ringan” adalah salah satu kata yang sering digunakan oleh Ibu saya bila saya atau adik saya disuruh mengerjakan atau mengangkat sesuatu dan kami beralasan “berat”. Maka kata piring entengpun akan keluar dengan intonasi yang pas 😛
Entah beliau terilhami dari mana dua kata itu, atau memang sudah ada sejak Ibu kecil dan beliau hanya meneruskan kata-kata itu.
Dan 06 Desember 2012, kata itu terdengar lagi oleh telinga saya yang normal ini. Tapi bukan dari Ibu, karena Ibu tinggal di Sulawesi. Seketika saya menoleh kearah suara itu berasal, dan ternyata yang mengucapkannya adalah adik saya Kiki, yang menujukan kata itu pada temannya yang ketika diajak mencuci karpet setelah peristiwa kosan banjir. Dan ketika adik saya memberi intruksi untuk menjemur karpet diatas bangunan sebelah dan temannya bilag kalau karpetnya BERAT. Dan karpetnya memang berat karena mengandung 100% air hujan 😛
Maka adik saya pun dengan reflek mengucapaka “pereng enteng”. Dan saya pun langsung menoleh ke arahnya, dan bertanya “omongane sopo iku?” dan adik saya pun menjawab “UMI”.
Ternyata melekat betul kata Ibu buat kita berdua dan memang adik saya lebih dekat dengan beliau, sehingga gak heran kalau banyak sifat Ibu yang menurun kepadanya termasuk kata-katanya.
piring enteng sepertinya kiasan untuk orang-orang yang enggan mengangkat beban yang berat, meskipun orang itu sebenarnya bisa mengangkatnya…luarbiasa 🙂
Benar Pak, memang itu yang dimaksud kan…
terima kasih pak…
asal bukan piring terbang, bahaya hehe. salam kenal. silahkan mampir ke kangdakup.wordpress.com
oke..
thanks kunjungannya Sob…
“piring enteng” unik juga cara ibunya mengingatkan ya 🙂
unik dan menusuk mbak. heeee
Mungkin maksudnya nagngkat piring berisi nasi aja bisa, ngapain ngangkat karpet basah tidak bisa 😆
##ya tetap saja berat
Nyambungnya gmn ya tuh maksudnya piring enteng.
Ping-balik: DAPAT AWARD YANG KEDUA | niccaniez