Pandangan Pertama : Mengintip Orang Berpacaran

Jujur tema yang di tetapkan Oleh Mbak Idah lumayan susah buat saya, karena saya bingung mau menuliskan tentang apa, entah karena saking sedikitnya kenangan yang bertema pandang-pandangan atau karena gak ada. Saya pun sudah dari kemarin-kemarin mengingat-ingat kenangan Indah yang cocok di beri judul Pandangan Pertama tapi saya gak berhasil menemukannya.

Bahkan sampai saya mengetik dan menyelesaikan tulisan buat Syukuran/Hajatannya Ustadz Azzet atas Blog barunya saya masih belum bisa menemukan bahan untuk tulisan buat Syukuran/Hajatannya Mbak Idah. Tapi tidak lama setelah itu saya ingat satu waktu dan untuk pertama kalinya saya melihat Orang Berpacaran.

Mengintip Orang Berpacaran, judul ini sebenarnya sangat tidak sopan dan pantas, karena saya kenal betul siapa yang dimaksud dengan dua orang tersebut. Dan akan saya kasih tau juga siapa beliau berdua.
Kenangan ini sudah sangat lama sekali, bahkan saya masih belum masuk sekolah TK.

I just want to know

Di suatu pagi, saya lupa itu hari apa atau itu bulan apa, yang saya ingat waktu itu antara jam 7 dan jam 9 pagi. Di salah satu kamar disebuah rumah yang berdinding papan bercat putih tanpa sengaja saya melihat kedalam kamar itu yang pintunya sedikit terbuka.
Saya melihat dua orang yang benar-benar saya kenal, sedang saling bertatap muka (Haduuuuuw) deg-degan saya, entah kenapa saya waktu itu saya takut ketahuan kalau sedang memperhatikan apa yang terjadi. Padahal saya gak tau mereka sedang apa. Kan saya masih kecil ceritanya. 😛

Kedua orang yang sedang saling pandang itu adalah kedua orang tua saya, Bapak dan Ibu saya.
Ibu sedang duduk di pinggir tempat tidur sedangkan Bapak agak berjongkok di lantai di depan ibu sambil memegang tangan Ibu, saya sungguh gak tau apa yang bapak dan Ibu lakukan, bapak memandang wajah Ibu begitupun sebaliknya, saking seriusnya Ibu memandang wajah Bapak, sampai gak sadar kalau ada Syafi’i kecil sedang di pintu.
Dan sebelum mereka berdua menyadari keberadaan saya, saya pun langsung pergi entah kemana saya lupa. Dan tidak lama kemudian bapak pun pergi menjemput rezeki dengan GL-Pronya dan Ibu pun pergi kepasar untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan untuk keperluan jualan.
Saya merasa sangat beruntung bisa menyaksikan kejadian itu, saya bisa mengetahui sisi lain dari kedua orang tua saya yang tidak bisa orang lain lihat, bahkan adik saya sendiri yang lebih lama tidur bersama dengan kedua orang tua saya.
Bapak, Ibu saya sayang kalian berdua, saya Cinta kalian berdua karena Alloh.

Artikel ini di ikut sertakan dalam Give away Langkah Catatanku.