Inspektur Suzana. Seluruh kepolisian hampir tidak ada yang tidak kenal dengan perwira yang satu ini, yang masih singel dan selalu terlihat rapi pakaian dan rambutnya. Yang selalu menyelesaikan kasus yang di tanganinya.
Baru beberapa hari yang lalu , Inspektur Suzana di pusingkan oleh satu kasus yang sebenarnya kasus yang sudah biasa di tanganinya. Tapi ini melibatkan perasaan dan hatinya. Kasus Bisman lelaki 56 tahun membuatnya pusing bukan karena kasusunya, tetapi Bisman adalah ayah kandungnya yang sejak kecil selalu ia tanyakan kepada Ibunya dan ibunya selalu menjawab dengan jawaban yang selalu membuatnya kecewa, sehingga dia lebih memilih untuk tidak bertanya lagi tentang ayahnya kepada Ibunya. Tetapi, setelah dia mengikhlaskan pertanyaan itu dan berharap Ibunya suatu saat mau menceritakan yang sebenarnya kepadanya, lelaki tua bernama Bisman menjawab semuanya.
Sekarang , Inspektur Suzana sedang menghadapi kasus yang bisa dibilang nekad. Yaitu pembunuhan di depan massa, walau massa tidak menyadari akan hal itu.
Sudah seminggu lebih Inspektur Suzana mengerahkan semua kemampuannya untuk menemukan titik terang dari kasus ini, dan di hari ke 6, titik terang mulai di temukan, dan sekarang di hari kesepuluh hanya tinggal menemukan dimana tersangka berada.
Sepuluh hari yang lalu. Ketika Inspektur Suzana mejalankan rutinitasnya yang dilakukannya dua bulan sekali, yaitu melihat kesenian wayang Orang BlogCamp Gemuruh yang sudah bertahun-tahun tapi selalu bisa menarik hati penonton untuk terus datang dan menyaksikan aksi-aksi aktornya dalam berwayang. Tiba-tiba dikejutkan terjadi pembunuhan disana.
Setelah memakan waktu yang sangat relatif singkat, Inspektur Suzana sudah berhasil menemukan pokok permasalahan sehingga terjadi pembunuhan tersebut.
Korban pembunuhan itu adalah Mudhoiso 57 tahun, yang pada malam kejadian memerankan peran sebagai Cakil, dan tersangka adalah Rikmo sadhepo, perempuan 44 tahun, yang pada malam kejadian memerankan Arjuno.
Hasil dari penelitian Inspektur Suzana adalah. Antara korban dan tersangka memang tidak saling suka, Mudhoiso adalah pelakon yang sudah hampir 5 tahun setia dengan Wayang orang BlogCamp Gemuruh dengan aksinya dipanggung. Sedangkan Rikmo Sadhepo yang akrab di panggil dengan “Mbak Rikma” adalah sepupu dari pemilik kesenian Wayang orang BlogCamp Gemuruh yang mulai aktif di dalam pewayangan baru setahun ini, tetapi karena masih keluarga dengan pemiliknya, maka, mbak Rikma di percaya sebagai pengantur keuangan dan segala yang berbau pengeluaran dan pemasukan uang di dalam Wayang Orang BlogCamp Gemuruh, dan bukti-bukti yang lain sudah meyakinkan Inspektur Suzana untuk menetapkan Mbak Rikma sebagai tersangka utama.
Dini hari di hari ke 13, handpone Inspektur Suzana yang khusus untuk urusan kantornya berdering.
Nomor nanpa nama tertera sebagai pemanggil, Inspektur Suzana pun segera mengangkatnya, setelah bertukar kode dengan orang di telpon maka Inspektur Suzana menanyakan hasil kerja pasukan khususnya yang dia tugaskan untuk menemukan Rikma. “oke saya kesana sekarang” ucap Inspektur Suzana sebelum memutus pembicaraannya.
Kasus pun terselesaikan di pagi hari hari ke tiga belas.
Telphon di dini hari dari pasukan khususnya melaporkan bahwa tersangka di temukan dan sekarang sudah diringkuk di markas, yang mereka temukan di luar kota.
Sesampainya di tempat yang disepakati Inspektur Suzana memanggil pasukannya yang paling besar badannya, karena dia mengingat satu kalimat dari Mbok Idah salah satu orang yang ditemuinya di gedung pewayangan “aku yakin Mbak, seng mateni mudhoiso iku mbak Rikmo. Lek wes ketangkep pean jewet titik ae Mbak, pasti wonge ngomong kabeh sak bener-benere, Wonge gak betah loro Mbak” . setelah Rikma dihadapannya, dengan ancaman hukuman yg semakin berat bila dia berbelit-belit dan mengacam akan di pukul sampai gak bisa berdiri, rikma mengakui semua kelakuan bejatnya.
Gini Mbak, memang saya yang mateni Mudhoiso, karena dia menangkap basah saya menambil separuh dari semua hasil pagelaran, dia menemukan kwitansi asli yang saya buang di tempat sampah, dan dia mengancam akan melaporkan saya pada paman saya, saya sudah mengajaknya berdamai dengan menawarinya uang itu dibagi setengah-setengah, tapi dia menolak dan semakin yakin akan melaporkan saya. Maka saya jengkel dengan sikap sok sucinya. Dan saya khilaf dan akhirnya saya memilih sebagai lakon arjuna dan membunuhnya tepat diatas panggung. Dan saya akan menghilang dari kota ini, loh kok belum ada dua minggu rumah saya yang baru di kota Puroanyar kok udah digerebek orang-otang badan besar mana bawa pistol lagi. Jelas Rikmo sang tersangka.
Ping-balik: Paket Tiga Kota « cumakatakata
Ping-balik: Cerita di Balik Post “Terbongkarnya Misteri di Balik Layar” « cumakatakata