Sempat ragu membaca buku Sewindu. Ini bukan novel, melainkan semacam cerita kehidupan sang Tasaro. Saya takut karena saya belum pernah membaca karyanya. Saya takut tidak bisa menghargai Tasaro karena belum mengenalnya.
Halaman 16. Entah apa yang membuat saya tertarik, padahal dalam benak saya ini seperti membaca tahap kehidupan seseorang. Tapi anehnya, saya tertarik. Kata-katanya mengalir sederhana dan indah.
MENJADI SUAMI, MENJADI LAKI-LAKI.
Hmmmmmmm di judul ini sedikit menggugah bibir berucap “laki-laki memang harus begini”.
Juga sangat setuju dengan kalimat di halaman 30 “memiliki tetangga yang baik benar-benar sebuah anugrah”.
Dan sambil tersenyum, dalam hati bertanya “kapan namaku tertera di kartu tagihan listrik dan menjadi orang nomor satu ?”.
15.000 dan oseng-oseng daun pepaya.
Menusuk dengan indah (menusuk kok dengan indah) rasa sangat tersindir dengan pengelolahan uang yang dibatasi perhari.
Dan percakapan oseng-oseng daun pepaya membuat saya menghayal kalau yang berdialog itu saya. Hehehe
Ngomong dong, Neng !
Waduh. Kok ini saya banget, bagaimana seandainya ini terjadi kelak saya sudah berumah tangga kelak ?
Akan jadi semakin parah kalau saya tidak mengalah.
Berhenti dihalaman 64
Cinta itu begini, Le.
Nyesek. Tersindir rasanya. Saya juga berasal dari keluarga yang menampakkan cinta dengan perbuatan. Memang itu bukan suatu kesalahan, itu adalah satu cara diantar banyak cara.
Tasaro menuangkan kalimat “Ternyata, ada waktunya, cinta harus dikatakan, harus diungkapkan. Bahkan, jika itu berarti keluarnya air mata.
Tasaro membahas tema persahabatan dengan menceritakan kenangan dengan perorangan. Menunjukkan persahabatan yang benar-benar indah.
________
Kalimat-kalimat diatas saya tulis ketika membaca buku Sewindu.
Setelah pembahasan Persahabatan saya tidak langsung menuliskannya.
Mumpung masih hangat di Ingatan, saya ingin menuangkan apa yang saya rasakan ketika sebelum baca, sedang baca dan setelah baca buku Sewindu, Cinta itu Tentang Waktunya Tasaro GK.
Buku Sewindu benar-benar membuat saya cinta dengan Tasaro.
Dan setelah selesai, eh bahkan sebelum selesai membaca Sewindu, saya mengompori seorang teman tentang bagusnya buku Sewindu ini.
Dan saya berhasil. Dua hari yang lalu sang teman sudah menyelesaikan buku sewindu, yang dengan tidak sabar dia dapatkan dengan nitip buku sewindu pada temannya yang sedang ke kota.
So bagi anda yang sudah membaca Sewindu, bagaimana menurut anda ?
Mungkin post ini agak lebay ya hehehe
referensi yang cukup menarik